Tuesday, 2 January 2018

Mengenal Burung Cendrawasih Burung Surga (part: 2)

Masih tentang cendrawasih melanjutkan artikel dengan tampilan gambar berbagai jenis cendrawasih yang semakin bikin ngiler para penghobi kicau, maksudnya ngiler pengen memelihara nya dirumah..betul kan sob..?
Sekarang lansung saja simak sampai selesai 
ya sob!!

6. Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)

       


                                                       

Cendrawasih Raja atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus regius adalah burung pengicau anggota famili Paradisaeidae (burung cendrawasih) yang panjang tubuhnya sekitar 16cm. Burung jantan berwarna merah tua terang dan putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. Burung betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.
Cendrawasih Raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau terdekat. Dalam bahasa Inggris, burung ini disebut dengan “living gem” (“permata hidup”) yang merupakan burung cendrawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod. Burung jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya, mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik. Karena tersebar luas dan umum ditemukan dihabitatnya.

Baca juga: Rahasia agar burung cepat buka paruh paling terbukti mudah

7. Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus)


                                           Cendrawasih Belah Rotan Jantan


Cendrawasih Belah Rotan Betina

Cendrawasih Belah Rotan atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus magnificus. Menghuni tepi hutan dan hutan sekunder di hutan pamah perbukitan dan hutan pegunungan bawah sampai ketinggian 1450 mdpl, kadang sampai 1600 mdpl. Burung jantan memperagakan diri dari tempat pentas di lantai hutan, seperti Parotia. Sayap burung jantan mengeluarkan suara berkeletak khas, seperti dua batu kecil dibenturkan cepat. Sering bersama jenis-jenis Cendrawasih lain saat mencari makan di pohon, berupa buah dan artropoda.
Musim berbiak setidaknya dari bulan Juli sampai Desember, kemungkinan dapat berbiak sepanjang tahun. Pola perkawinannya bersifat poligini. Untuk menarik pasangan, burung jantan menghabiskan waktu cukup lama menyiapkan area display seluas beberapa meter persegi di atas tanah, serta memangkas dedaunan pada batang pohon di sekitar area. Gerakan menarik pasangannya meliputi tarian, pose diam, gerakan bulu dahi, tameng dada dan ekor tengah.
Burung betina membangun dan memelihara sarang tanpa bantuan burung jantan. Sarang tersusun dari seresah, daun kering, rumput dan bulu-bulu binatang. Posisi sarang di puncak rumpun pandan, 1-4 m di atas permukaan tanah. Jumlah telur 1-2 butir.
Hidup di Dataran Tinggi berhutan Pulau Papua, Pulau Salawati, Pulau Yapen, dan mungkin juga di Pulau Misool.

8. Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) 






Burung Bidadari Halmahera atau dalam nama ilmiahnya Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.
George Robert Gray dari Museum Inggris menamai jenis ini untukmenghormati Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris dan pengarang buku The Malay Archipelago, orang Eropa pertama yang menemukan burung ini pada tahun 1858.
Burung Bidadari Halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
Burung jantan bersifat poligami. Mereka berkumpul dan menampilkan tarian udara yang indah, meluncur dengan sayapnya dan mengembangkan bulu pelindung dadanya yang berwarna hijau mencolok sementara bulu putih panjangnya di punggungnya dikibar-kibarkan.

9. Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca)



Cenderawasih mati-kawat betina

Cenderawasih mati-kawat jantan

Cenderawasih mati-kawat atau dalam nama ilmiahnya Seleucidis melanoleucus adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus tunggal Seleucidis. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam mengilap, pada bagian sisi perutnya dihiasi bulu-bulu berwarna kuning dan duabelas kawat berwarna hitam. Burung ini berparuh panjang lancip berwarna hitam dengan iris mata berwarna merah. Burung betina berwarna coklat, berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi bulu-bulu berwarna kuning ataupun keduabelas kawat di sisi perutnya.
Cenderawasih mati-kawat ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau irian. Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cenderawasih Mati-kawat adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan keduabelas kawat pada ritual tariannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Mati-kawat terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

10. Cendrawasih Kuning-kecil (Paradisaea minor)



  
Cendrawasih Kuning-kecil atau dalam nama ilmiahnya disebut Paradisaea minor adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 32cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, memiliki paruh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Populasi Cendrawasih Kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua Nugini. Burung ini juga ditemukan di pulau Misool dan di pulau Yapen.

No comments:

Post a Comment