Postingan ini dikirakan Part yang ke 3 sekaligus artikel terahir untuk pembahasan tentang burung surga Atau cendrawasih, tampa banyak basa-basi lansung saja di simak sampai selesai di bawah ini:
Cenderawasih Kuning-besar betina
Cenderawasih Kuning-besar atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea apoda, merupakan burung cendrawasih berukuran besar, sepanjang sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan bermahkota kuning. Tenggorokannya berwarna hijau zamrud dan bantalan dadanya cokelat kehitaman. Burung jantan dihiasi bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya sepasang ekor kawat yang panjang. Burung betina berbulu cokelat marun tak bergaris. Makanannya terdiri dari buah-buahan, biji serta serangga kecil. Burung Cenderawasih Kuning-besar ini burung terbesar dari genus Paradisaea. Ia tersebar di hutan dataran rendah dan bukit di barat daya pulau Irian dan pulau Aru, Indonesia.
12. Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)
Cendrawasih Raggiana Betina
Cendrawasih Raggiana atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea raggianaadalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, mulut merah muda, iris mata berwarna kuning dan kaki berwarna abu-abu coklat keunguan.
Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Daerah sebaran Cendrawasih Raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari permukaan laut sampai ketinggian 1.500 meter.
13. Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra)
Cendrawasih Merah Betina
Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubraadalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.
Cendrawasih Merah adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
14. Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus)
Toowa Cemerlang atau dalam nama ilmiahnya Ptiloris magnificus, dengan panjang sekitar 33 cm. Pemalu tapi bersuara nyaring dan tersebar luas. Jantan besar sekali, gelap, paruh panjang, ekor pendek dengan sayap bundar yang berdesir keras ketika terbang. Betina memiliki tubuh bagian atas kayu manis, alis dan kumis pucat, iris gelap, tubuh bagian bawah berpalang dan paruhnya panjang. Sebagian besar makan artropoda, dengan cara menjalar dan makan beberapa buah. Memahat di kayu mati. Menghuni hutan dan tepi hutan dataran rendah dan pegunungan bawah.
15. Cendrawasih Biru (Manucodia ater)
Cendrawasih Biru atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rudolphiadalah sejenis burung cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna hitam dan biru, berparuh putih kebiruan, kaki abu-abu, iris mata berwarna coklat tua, di sekitar mata terdapat dua buah setengah lingkaran putih dan sayap berwarna biru terang.
Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu jumbai hiasan pada sisi dada yang berwarna biru keunguan jika dilihat dari bawah dan berwarna coklat kemerahan jika dilihat dari atas. Pada bagian dadanya terdapat lingkaran oval hitam dengan tepi berwarna merah. Diekornya terdapat dua buah tali panjang berwarna hitam dengan ujung membulat berwarna biru. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat kemerahan.
Daerah sebaran Cendrawasih Biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Cendrawasih Biru adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Tidak seperti burung cendrawasih Paradisaea lainnya, Cendrawasih Biru jantan melakukan tariannya tidak dalam kelompok. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya seperti kipas biru sambil berkicau dengan suara menyerupai dengungan rendah. Didekatnya terdapat seekor betina. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Pakan burung Cendrawasih Biru terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Biru ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada tahun 1884. Nama ilmiah spesies langka ini memperingati seorang putra mahkota dari Austria bernama Rudolf von Österreich-Ungarn.
16. Astrapia Ekor Putih (Astrapia mayeri)
Astrapia Ekor Putih Betina
Astrapia Ekor Putih atau dalam nama ilmiahnya Astrapia mayeri, Panjang burung dewasa mencapai 32 cm dengan ekor burung jantan yang bisa mencapai 1 meter. Burung jantan memiliki warna hitam dan hijau zaitun sedangkan burung betina berwana coklat. Burung jantan memilki ekor panjang berbentuk pita berwarna putih. Pada betina kepalanya kehijauan, dan ekor agak runcing, agak sempit dengan sapuan warna putih di sepanjang urat halus bulu-bulu tengahnya.
Jenis Serupa :
Betina sangat mirip dengan astrapia stephanie betina, yang kepalanya tidak hijau berkilau dan yang ekornya lebih lebar, seluruhnya hitam. Astrapia cemerlang betina ekornya berujung bundar, dasar putih mencolok.
Perilaku :
Tenang dan tidak waspada, mencari mangsa kecil di dahan-dahan berlumut dan makan buah dari epifit kecil tumbuhan merambat Schefflera di hutan pegunungan tinggi. Sayap jantan berdesir gaduh ketika terbang.
Persebaran :
Bagian darat dataran tinggi tengah, dari pegunungan hagen dan giluwe ke barat sampai sekitar 130 km, pada ketinggian 2400-3400 m. Bagian paling barat persebarannya tidak diketahui . Di daerah berketinggian lebih rendah di lereng barat daya Gunung Hagen dan di celah tari, jenis ini hibridisasi dengan astrapia stephanie.
Bagian darat dataran tinggi tengah, dari pegunungan hagen dan giluwe ke barat sampai sekitar 130 km, pada ketinggian 2400-3400 m. Bagian paling barat persebarannya tidak diketahui . Di daerah berketinggian lebih rendah di lereng barat daya Gunung Hagen dan di celah tari, jenis ini hibridisasi dengan astrapia stephanie.
17. Parotia Lawes (Parotia lawesii)
Parotia Lawes Betina
Parotia Lawes atau dalam nama ilmiahnya Parotia lawesii, dengan panjang sekitar 28 cm. Jantan hitam, montok, ekor pendek dan sayap lebar, kawat kepala sulit dilihat. Betina coklat berkilauan di bagian atas, berpalang halus di bagian bawah, kepala besar kaku, mahkota, tengkuk dan pipi hitam mudah dikenali. Jantan dan betina irisnya biru. Populasi bagian timur (helenae) memiliki berkas bulu gelap di hidung.
Jenis Serupa :
Parotia carola jantan kedua sisi tubuhnya putih mencolok, mahkota dan tenggorokannya berwarna tembaga. Parotia carola betina alisnya pucat mudah dikenali dan iris keputih-putihan. Cendrawasih kerah (jantan dan betina) lebih kecil dan lebih ramping. Jantan memiliki berkas bulu tengkuk hitam besar, betina sangat mirip, tetapi kecil, dengan alis pucat dan iris gelap.
Persebaran :
Dataran tinggi tengah dan timur dan pegunungan di tenggara, dari tari dan gunung giluwe ke arah timur, pada ketinggian 1400-1900 m (jarang pada 750-2300 m). Populasi di bagian utara barisan tebing di bagian paling timur tenggara (helenae) kadang dimasukkan dalam jenis lainnya.
Parotia adalah salah satu genus burung cenderawasih (famili Paradisaeidae). Burung-burung ini endemik dari pulau Irian.
Burung jantan bercirikan adanya enam bulu kawat yang ujungnya oval kecil dikepalanya, kerah leher berwarna hitam dan dapat mengembang, serta kepala dan tenggorokannya berwarna cerah atau pelangi mengkilat. Sewaktu perjodohan, mereka membawa tari mirip hula pada satu tempat di dasar hutan yang telah mereka bersihkan dengan teliti dari dedaunan mati dan sampah lain.
Burung jantan bersifat poligami dan tidak ikut serta merawat anak-anaknya. Jumlah telurnya mungkin satu, kadang-kadang dua, bahkan mungkin tiga (Mackay 1990).
Jenis-jenis
- Parotia Arfak, Parotia sefilata
- Parotia Karola, Parotia carolae
- Parotia Berlepsch, Parotia berlepschi
- Parotia Lawes, Parotia lawesii
- Parotia Timur, Parotia helenae
- Parotia Wahnes, Parotia wahnesi
Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan sobat semua,mohon maaf kalau ada salah atau janggal dalam penulisan
Silakan beri masukan di komentar!! Terima kasih sudah berkunjung di sites Seribu1kicau.blogspot.com
No comments:
Post a Comment